Kamis, 08 November 2012

Silogisme Kategorial dan Salah Nalar

Diposting oleh nithaaa di 03.08 0 komentar




Silogisme Kategorial 

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Silogisme terdiri dari; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme Disyungtif. 

Silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebur premis mayor dan peremis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor. 

Premis umum : Premis Mayor (My) 

Premis khusus remis Minor (Mn) 

Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) 

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. 

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: 

1.    Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
2.   Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 
3.   Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 
4.   Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 
5.   Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. 
6.   Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
7.   Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan. 

Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Mn : Vera adalah mahasiswa
K : Vera lulusan SMA 

My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SMA.
Mn : Arya tidak memiliki ijazah SMA
K : Arya bukan mahasiswa 



Salah Nalar 

Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. 

Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi. 

Salah nalar ada dua macam: 

  • Salah nalar induktif, berupa : 
1.    kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas, 
2.   kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat, 
3.   kesalahan analogi. 
  • Kesalahan deduktif dapat disebabkan : 
1.    kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi; 
2.   kesalahan karena adanya term keempat; 
3.   kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan 
4.   kesalahan karena adanya 2 premis negatif. 

Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. 

Contoh ; 

Meli, seorang alumni SMA Harapan Kita, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Meli seorang alumni SMA Harapan Kita, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. 

Jenis – jenis salah nalar 
  • Deduksi yang salah 
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. 

Contoh : 

Semua piring akan pecah jika dipukul oleh batu 
  • Generalisasi Terlalu Keras 
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. 

Contoh : 

Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah. 
  • Pemilihan Terbatas Dua Alternatif 
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada. 

Contoh : 

Nelayan harus bersekolah supaya terampil. 
  • Penyebab yang Salah Nalar 
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. 

Contoh : 

Anak gadis dilarang duduk didepan pintu agar tidak susah jodohnya. 
  • Analogi yang Salah 
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. 

Contoh : 

Meli walaupun lulusan fakultas Akuntansi tidak dapat menyusun laporan keuangan dengan baik dan benar. 
  • Argumentasi Bidik Orang 
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. 

Contoh : 

Kirana tidak bisa menikah lagi karena ia sudah janda. 
  • Meniru – niru yang Sudah Ada 
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu. 

Contoh : 

Saat ujian Matematika dia menyontek, karena di ujian seblumnya dia juga menyontek. 
  • Penyamarataan Para Ahli 
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan. 

Contoh : 

Ikke pintar menjahit, ia adalah lulusan SMK. 

Salah Nalar Dalam Komunikasi 

Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima berita. 

Kekurangcermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar. 

Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber. 

Yanita Permata Sari
28210594
3EB18
READ MORE - Silogisme Kategorial dan Salah Nalar

Rabu, 07 November 2012

3 Kategori Karya Ilmiah

Diposting oleh nithaaa di 05.01 0 komentar

Karangan Ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. 

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. 

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. 

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. 

Tujuan karya ilmiah, antara lain:
  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis. 
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya. 
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya. 
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya. 
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian. 
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut: 
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif; 
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber; 
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan; 
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis; 
  • Memperoleh kepuasan intelektual; 
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan; 
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya 
Sistematika penulisan Karangan Ilmiah menurut format baku terdiri dari 5 BAB yaitu : 
BAB I
Pendahuluan 

1.1 Latar Belakang Masalah 

1.2 Identifikasi Masalah 

1.3 Pembatasan Masalah 

1.4 Perumusan Masalah 

1.5 Tujuan Penelitian 

1.6 Tujuan Penelitian 
BAB II 
Landasan Teori 

2.1 Landasan Teori 

2.2 Landasan Berpikir 

BAB III 

Metedologi Penelitian 

3.1 Tempat Penelitian 

3.2 Waktu Penelitian 

3.3 Metode Penelitian 

3.4 Populasi 

3.5 Sampel 

3.6 Teknik Pengambilan Sampel 

3.7 Data 

3.8 Teknik Pengumpulan Data 

3.9 Teknik Pengolahan Data 
BAB IV 
Hasil Penelitian 

BAB V 

5.1 Kesimpulan 

5.2 Saran 


Laporan Ilmiah 

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. 

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah. 
1.    Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah. 
2.   Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas. 
3.   Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan. 
4.   Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya. 
5.   Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan. 
Jenis – jenis Laporan Ilmiah : 
  • Laporan Hasil Seminar/Diskusi/Temu Ilmiah 
· Cover 

· Kata Pengantar 

· Daftar Isi 

· Bagian Isi 
I. Pendahuluan 
1. Latar Belakang Kegiatan 

2. Permasalahan yang Dibahas 

3. Tempat dan Waktu 

4. Tujuan dan Manfaat 

5. Peserta 

6. Pembicara 
II. Pelaksanaan Seminar/Diskusi/Temu Ilmiah 
1. Pointers dari setiap Pembicara dan tanggapan Peserta 

2. Catatan lain yang dianggap penting 
III. Penutup 
1. Kesimpulan 

2. Saran dan Rekomendasi 

· Lampiran 

  • Laporan Hasil Pengkajian/Penelitian Ilmiah 
· Cover 

· Kata Pengantar 

· Daftar Isi 

· Daftar Tabel/Grafik 

· Abstrak 

· Bagian Isi 
I. Pendahuluan 
1. Latar Belakang Masalah 

2. Permasalahan Penelitian 

3. Tujuan dalam Kegiatan Penelitian 
II. Kerangka Teori 
1. Teori – teori yang digunakan dalam penelitian (kuantitatif) 

2. Kerangka Pemikiran (kualitatif) 

Catatan jika kuantitatif, masih harus dilaporkan : 
a) Hipotesis 
b) Definisi dan Operasionalisasi Konsep 
III. Metedologi Penelitian 
1. Kuantitatif 

1.1 Metode 

1.2 Sifat Penelitian 

1.3 Populasi dan Sampling 

1.4 Tekhnik Pengumpulan Data 

1.5 Tekhnik Pengolahan Data 

1.6 Tekhnik Analisa Data 

2. Kualitatif 

2.1 Metode 

2.2 Tekhnik Penentuan Narasumber 

2.3 Narasumber 

2.4 Tekhnik Pengumpulan Data 

2.5 Tekhnik Pengolahan Data 

2.6 Tekhnik Analisa Data 
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 

2. Deskripsi Data 

3. Analisa Data 

4. Pembahasan 
V. Penutup 
1. Kesimpulan 

2. Saran dan Rekomendasi 

· Daftar Pustaka 

· Lampiran 


Tulisan Ilmiah 

Tulisan Ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku. Penyusunan penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Sasaran penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu seperti ilmuwan, masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah atau lembaga tertentu. 

Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur. 

Isi dari Penulisan ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini : 

1.    Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada. 
2.   Mempunyai pokok permasalahan yang jelas. 
3.   Masalah dibatasi, sesempit mungkin. 

Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol. 
1.    Penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis / konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat kesimpulan. 
2.   Penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum. 
3.   Penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan suatu keadaan atau fenomena tertentu. 
4.   Penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan disusun berdasarkan hasil analisis data. Penulisan ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu, penulisan ilmiah harus disusun secara logis dan terperinci berupa uraian toeritis maupun uraian empirik. 

Jenis-jenis penulisan ilmiah yang utama ialah esei ilmiah, kertas kerja, laporan kajian, tesis dan disertasi. 
  • Esei ilmiah merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan berdasarkan data yang diperolehi melalui rujukan perpustakaan dan / atau kerja lapangan. Penghuraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif. 
  • Kertas kerja ialah penulisan ilmiah yang memaparkan sesuatu fakta atau permasalahan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. Analisis dalam kertas kerja adalah lebih serius serta bersifat rasional-empiris dan objektif. Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop dan sebagainya.
  • Laporan kajian atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta tentang sesuatu kepada pihak lain. Penghuraiannya juga bersandarkan kepada metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. 
  • Tesis ialah penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh daripada pengamatan atau penyelidikan sendiri. Penulisan ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis bagi membuktikan kebenaran. 
  • Disertasi ialah penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik, yaitu untuk mendapatkan gelaran Doktor Falsafah (Ph.D). Disertasi melibatkan fakta berupa penemuan penulis sendiri berdasarkan metodologi saintifik dan analisis yang terperinci. 
Untuk memudahkan dalam pemahaman masalah yang akan dibahas, tulisan ilmiah ini ditulis dengan sistematika berikut ini : 
  • Bab 1 Pendahuluan. Dalam bab ini menjelaskan secara singkat tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 
  • Bab 2 Landasan Teori. Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai landasan-landasan teori mengenai belajar membaca untuk anak usia dini, dan tinjauan perangkat lunak yang akan digunakan khususnya macromedia flash 8, dan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 
  • Bab 3 Analisa dan Pemabahasan. Bab ini menjelaskan tentang implementasi dan perancangan aplikasi yang meliputi proses perancangan, desain aplikasi dan penggunaan listing program. 
  • Bab 4 Penutup. Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembuatan CD inteaktif tentang belajar membaca untuk anak usia dini. Selain kesimpulan, dalam bab ini berisi saran dari penulis yang didapat dari hasil penulisan.

Yanita Permata Sari
28210594
3EB18

READ MORE - 3 Kategori Karya Ilmiah

Selasa, 09 Oktober 2012

Karya Ilmiah dan Penalaran Deduktif

Diposting oleh nithaaa di 06.24 0 komentar

Karya Ilmiah

Pengertian
Karya Ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat.
Karya ilmiah dapat disebut juga sebagai karangan ilmiah atau laporan ilmiah. menurut beberapa para ahli karangan ilmiah yaitu :
  1. Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
  2. Drs. Totok Djuroto dan Dr. Bambang Suoriyadi dijelaskan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
  3. Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan di publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah hasil penelitian atau pengkajian dari serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang atau sebuah tim yang sistematis berdasarkan pada metode ilmiah, etika keilmuan, memenuhi kaidah dan menurut metodolog penulisan yang baik dan benar agar mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang ada.


Ciri - ciri Karya Ilmiah
Dalam membuat suatu karya ilmiah ada 4 ciri - ciri yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
  1. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. bagian awal yaitu pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang terdiri dari beberapa bab atau subtopik. bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
  2.  Komponen dan sustansi karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan,bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. artikel ilmiah dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
  3. Sikap Penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif , tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
  4. Pengguna bahasa, bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Sistem Penulisan Karya Ilmiah
Bagian Pembuka
  • Cover
  • Halaman Judul
  • Halaman Pengesahan
  • Abstraksi
  • Kata Pengantar
  • Daftar Isi
  • Ringkasan Isi
Bagian Isi
Pendahuluan
  • Latar belakang masalah
  • Perumusan masalah
  • Pembahasan/pembatasan masalah
  • Tujuan penelitian
  • Manfaat penelitian
Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
  • Pembahasan teori
  • Kerangka Pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian
  • Waktu dan tempat penelitian
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel
  • Instrumen penelitian
  • Pengumpulan data dan analisis data
Hasil Penelitian
  • Jabaran variabel penelitian
  • Hasil penelitian
  • Pengajuan hipotesis
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bagian Penunjang
  • Daftar pustaka
  • Lampiran - lampiran antara lain instrumen penelitian
  • Daftar Tabel

Tujuan Karya Ilmiah

  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • melatih ketrampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut :
  • Manfaat untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
  • Melatih untuk menggabungkanhasil bacaan dari berbagai sumber
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
  • Memperoleh kepuasan intelektual
  • Memperoleh cakrawala ilmu pengetahuan
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya





Penalaran Deduktif

Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indra yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga terbentuk proporsi - proporsi yang sejenis, berdasar sejumlah proporsi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proporsi baru yang tidak diketahui. proses inilah yang disebut menalar.

Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahuluharus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian dilapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakankata kunci untuk memahami suatu gejala.

Pengertian Premis Mayor dan Premis Minor
Premis mayor adalah pernyataan umum, sementara premis minor artinya pernyataan khusus. Proses itu dikenal dengan istilah silogisme. Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi). Misalnya : "Semua orang akhirnya akan mati" (premis mayor). Hasan adalah orang (premis minor). Oleh karena itu, "Hasan akhirnya juga akan mati" (kesimpulan). Jadi, berfikir deduktif adalah berfikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta.

Faktor - faktor penalaran deduktif :
1.    Pembukaan teori
2.   Hipotesis
3.   Definisi Operasional
4.   Instrumen
5.   Operasional

Jenis Penalaran Deduktif
  • Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proporsi
  • Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproporsi konditional hipotesis.
  • Silogisme alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
  • Entimen : Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisam maupun lisan yang dikemukakan hanya premis mirror dan simpulan.




Yanita Permata Sari
28210594
3EB18
READ MORE - Karya Ilmiah dan Penalaran Deduktif
 

beautiful words Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei